Instagram

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, November 24, 2016

Bising Fitnah

Ah...
Luapan luapan fitnah  merobek gendang indraku
Bising...... ku rasakan saat ini
Timbulnya gaduh mengadu iman dan jati diri

Katanya  PANCASILA
Tapi malah Silanya kau salai
Katanya cinta NKRI
Malah kau buat hukum yang  tak dihargai

Mana obrolan obrolan indah mu..?
Kau hanya piawai dalam berorasi
Namun bukti membuang janji

Tanah airku kini becek nanah nanah penista
Anyir menjadi bau-bau pendusta
Bui-bui kau tutup untuk tetangga
Namun kau buka untuk saudara.

Yah....
Bola-bola indraku hanya mampu berkaca-kaca
Melihat rumit dalam sulit yang kau buat
Untuk negri dan semua ummat.

Abdullah Faqih 24112016/2421438


Sunday, September 25, 2016

KARENA ENGKAU

Yah.. karna engkau
Engkau membuatku terkepung oleh mendung
Terjebak dalam badai nestapa
Terjatuh dalam kobangan duka yang dalam

Taukah dirimu?
Goresan sembilu ini...
Masih sahaja melekatkan akarnya
Dalam belahan kalbu yang pernah engkau rebut

Yah....
Bodohnya aku...
Masih saja tetap mencintaimu
Hidup dalam angan angan semu
Selalu menunggu malam tuk menjemput sang mimpi

Aku harus tetap melangkah
Meski penuh keraguan
Untuk menuju keyakinan
Demi terbentuknya kebahagiaan

Dan tanpa dirimu
Aku berjalan berteman sepi
Menuju angan pasti
Untuk menutup luka dalam hati...

Jombang, 25 September 2016

Sunday, August 28, 2016

Dulu Dan Kini

Ketika itu...
Hati ini terasa bagaikan mawar
yang mampu merekah kala mentari bersinar
Menjadi pijakan lebah untuk mengambil setetes madu
Ketika itu....
Hati ini terasa bagaikan kupu-kupu
Terbang riang bebas di langit-langit hidupku
Menghibur duka menghapus haru
Kini ......
kelopak mawar itu mulai berguguran satu per satu
Melupakan indah kala kelopak dulu bersatu
Meninggalkan harum serta manisnya madu
Abdullah faqih pasuruan 13082016

Disini

Ini aku...
Yang masih belum dapat tersenyum dan terbangun dari peraduan,
Selalu saja mimpi menjemput sukma untuk bermain
Dalam taman angan berbunga cinta yang semu,
Tak seharusnya lambaian kerinduan itu aku hampiri
Namun....
Entahlah..., seperti terhipnotis begitu saja
Jadi terjebak dalam oase gersang fata morgana,
Tabu, mereka anggap aku...
Gila, mereka pikir aku
Yah mereka tidak salah dengan anggapan itu
Dengan tingkah aneh sebab cinta gila ku
Entahlah sampai kapan hidup ku seperti ini
Bak benalu dalam diri sendiri, bagai kerikil dalam jalan kehidupan orang lain
Harapku semoga semua ini tak berujung ironi
Dalam hari dimana aku tiada di sini (dunia).
(DI SINI) Pasuruan 1002016
by Abdullah Faqih

Monday, July 4, 2016

Ini sesalku

Ini Sesalku....
Awal aku berjumpa dengan mu...
Akupun acuh dan menganggap sepele jabatan tangan yang kau tawarkan.
Ku abaikan perkenalan diri,
sebab aku hanya memandang mu dg mata sebelah kiri.
Hari demi hari kau selalu menegur sapa ramah,
malah ku anggap kau akan membuat masalah.
Tiga tahun aku mengenalmu....
Namun asing masih ada di depan wajah
Sampai pada ahirnya kau anggap aku sebagai sahabat baik mu
Dimanapun dan kapanpun kata mu
Kau ajariku untuk tidak pernah memandang suatu dari satu arah
Agar tiada anggapan buruk yang terarah,
Ini pinta maafku padamu...,
Meski sesal ini terungkap hanya melalui potongan kata ambigu
Aku harap kau sediakan secuil maaf pada ku,
Terima kasih sahabat, telah setia menemani ku,,,,
Meski kita tak akan bersama lagi dalam hari hari
kau akan selalu terasa disampingku dg cinta persaudaraan yang bersemi.

Saturday, April 16, 2016

Logo MTs Al-Qodiriy

Saturday, September 26, 2015

INDAHKU TERCUKUPI

Indahku tercukupi
Datang dan muncul begitu saja
Tanpa undangan yang disengaja
Panggilanpun tiada juga
            He…. Bagai jerawat muncul, siapa duga??? 
            Tapi syukurpun aku tak lupa
            Karena sepi sudah tak mau lagi berjumpa.
Riang mulai melambai dan menyapa
Hai…… hati kikuk……………!!!!
Sudahlah…… Lemparkan saja pilu itu
Biar sunyi tak berbunyi
Biarkan menyendiri dan menyepi
            He…. Bangkit mulai terasa
Melihat senyum di balik asa
            Sulaman tawa penghapus duka
            Membuat luka jadi suka
Indah masih setia mencukupi
Meski kemarau belum mahu berhenti
Sebab udara masih mahu mengerti
Embun lembab yang silih berganti.
Wonorejo 26092015/13121436

Abdullah Faqih

Sunday, September 20, 2015

TERBUI BUIH HITAM

Terbui buih hitam
Kau biarkan waktu tuk hapus semua ini dengan sendirinya
Malah kau suruh waktu tuk mengkonsep ulang cerita lama
Dengan tema yang sama
          Kau terbui buih basa basi
          Karena terjangan ombak lautan hayalan
          Kau nikmati air oase semu
          Ketika tenggelam dalam gersang
Kau kira itu indah………?????
Padahal semu dan tiada
Kau anggap itu berkesan…..????
Padahal semua itu mudah terlupakan.
          Wahai pemburu cinta
          Jangan sekali-kali kau mengkambing hitamkan cinta
          Sebab syahwat menjelma cinta
          Membuat diri ini terbui
          Dalam buih-buih hitam nan kejam.
Wonorejo, 20092015/07121436
Abdullah Al-Faqih

BASA BASI BUSA

Basa Basi Busa
Basa basi busa tak mungkin dapat terbagikan
Sebab angin menyantap rakus untuk menghabiskan
Sama halnya dengan buih anggur
Yang habis terseruput sang pemabuk
Membuat melayang nikmat
Seakan lupa terpurukan akan menjerat
          Harapan bertambah
          Hambatan malah merambah
          Menahan jengkal kaki yang berjuang
          Menghapus jejak cerita yang akan dating.
Sidogiti,20092015/06121436

Abdullah Al-faqih

“HARAPANKU (Lari)”

Akan ada kisah baru yang menggantikan kisah-kisah lama
Terkisah aku satu diantara tumpukan busa yang basa basi
Mencoba menjadi gelembung mengapung diudara
Kalau-kalau……. Ahhhhhh rupanya angin menenggelamkan asa
            Terpuruk aku dalam bui kenikmatan
            Yang membunuhku dengan sentuhan
Tak kusadari aku terbuai dalam dawai
Menghambat tapak kaki yang berlari
            Aku yang berjalan untukmu……. “Lari”

Sidogiri, 20092015/06121436

Jamil El-Hasbie